Rabu, 18 Juli 2018

Makna Dalam Riasan Paes Ageng Pernikahan Adat Jawa



Salam Budaya....
Dalam pernikahan adat Jawa khususnya adat Solo dan Jogja sangat kental dengan kejawen yang melekat erat dalam adat tersebut. Dalam pernikahan adat Solo dan Jogja pengantin di rias sedemikian rupa seperti pasangan putri dan raja, dengan di dukung dekorasi pernikahan yang menyerupai singgasana kerajaan. Pengantin wanita dalam adat pernikahan Solo dan Jogja akan dirias menyerupai putri ayu kerajaan. Riasan tradisional adat jawa tersebut dikenal dengan nama Paes Ageng. Riasan adat Jawa atau paes ageng tersebut bukan sembarang riasan biasa, melainkan mempunyai makna dan filosofi tersendiri. Bahkan jaman dahulu, perias paes ageng harus melakukan puasa terlebih dahulu sebelum melakukan tugasnya. Semua dilakukan bukan tanpa sebab, perias diharuskan berpuasa sebelum melakukan tugasnya, bertujuan agar perias membersihkan jiwa dan menguatkan batin supaya dapat melaksanakan tugas dengan baik dan terhindar dari petaka. Cara tersebut dinilai dapat membuat pengantin yang dirias lebih cantik dan bercahaya. 
Riasan adat Jawa tradisional atau paes ageng tersebut dibagi menjadi dua yaitu, paes ageng Solo dan paes ageng Jogja yang keduanya memiliki ciri khas, dan makna yang berbeda. Dalam riasan paes ageng terdapat unsur doa dan makna yang sangat dalam di setiap atributnya. Dalam artikel ini akan dibahasan makna dari beberapa atribut yang terdapat dalam riasan paes ageng. 
1.      Cuduk Mentul 
Cunduk mentul adalah atribut pengantin wanita adat Jawa yang di pasang di kepala. Cunduk mentul dalam pernikahan adat Jawa berjumlah 1, 3, 5,7, 9 dan jumlah tersebut memiliki filosofi yang berbeda. Dalam riasan paes ageng Solo cunduk mentul biasanya berjumlah 7 atau 9. Cunduk mentul berjumlah tujuh, dalam bahasa Jawa adalah “pitu” yang kata “pitu” itu sendiri merupakan simbol dari “pitulungan” atau pertolongan. Sehingga diharapkan nantinya pengantin selalu mendapatkan pertoloangan dari Tuhan yang Maha Kuasa. Sedangkan arti cuduk mentul yang berjumlah sembilan adalah, melambangkan jumlah Walisongo. Sedangkan dalam riasan paes ageng Jogja biasanya cunduk mentul berjumlah 1, 3, 5. Cunduk mentul yang berjumlah satu menyimbolkan keesaan Tuhan. Cunduk mentul yang berjumlah tiga melambangkan simbol trimurti. Dan jumlah cunduk mentul lima melambangkan simbol rukun Islam. Dalam paes Jogja ini biasanya cunduk mentul dipasang menghadap kebelakang yang menyimbulkan bahwa wanita harus terlihat cantik dari depan maupun belakang.
2.      Gunungan
Atribut gunungan juga dipasang dikepala. Atribut gunungan tersebut memiliki filosofi tersendiri. Kenapa berbentuk gunung? Karena masyarakat Jawa terdahulu percaya bahwa gunung itu adalah tempat yang sakral, suci dan dipercaya sebagai tempat bernaungnya para Dewa. Atribut ini diletakkan di kepala pengantin wanita untuk menandakan bahwa seorang wanita harus dihormati juga oleh suaminya. Atribut gunungan ini biasanya digunakan untuk riasan paes ageng Jogja.
3.      Centhung
Atribut centung berbentuk seperti gerbang berjumlah dua yang dipasang di sisi kanan dan kiri. Centhung ini merupakan simbol gerbang kehidupan, yang artinya, seorang wanita  harus siap untuk memasuki gerbang baru dalam kehidupannya. Seorang wanita harus siap dalam memasuki kehidupan rumah tangga dan memerankan sebagai seorang istri yang baik untuk suaminya.
4.      Prada
Prada adalah riasan yang dibuat di kening pengantin wanita. Biasanya prada ini berwarna hitam dan berbentuk garis lengkung. Prada terdiri dari lengsungan besar dan lengkungan kecil. Terdapat lengkungan besar ditengah dan diapit oleh lengkungan- lengkungan kecil. Lengkungan besar tersebut menyimbulkan kebesaran Tuhan, sedangkan lengkungan kecil atau disebut dengan pengapit menyimbulkan bahwasanya istri harus siap menjadi penyeimbang dalam kehidupan rumah tangga. Dalam lengkungan tersebut terdapat tiga titik, titik ini menyimbulkan Trimurti (Dewa Brahma, Dewa Sima, dan Dewa Wisnu).
5.      Citak
Citak ini adalah yang dilukis ditengah kening seperti riasan India. Citak ini terletak ditengah-tengah kening. Citak menyimbolkan bahwa wanita harus fokus, berpandang lurus kedepan dan setia.
6.      Alis Menjangan
Alis menjangan adalah sebutan untuk bentuk alis yang bercabang seperti tanduk rusa. Didapati bahwa rusa adalah binatang yang cerdik, cerdas dan anggun. Yang mengartikan bahwasanya wanita haruslah memiliki tiga karakter tersebut.
7.      Sumping
Sumping adalah atribut yang dipakai di telinga pengantin wanita. Dimasa sekarang sumping terbuat dari lempengan logam. Dulu pada awalnya sumping yang digunakan oleh trah raja terbuat dari daun pepaya, yang daun pepaya tersebut rasanya pahit, yang menandakan bahwa istri hsrus siap merasakan berbagai kepaitan dalam rumah tangga.
8.      Kalung Sungsun
Kalung sngsun ini bersusun tiga, yang merupakan simbol dari tiga fase kehidupan yang harus dilalui oleh seorang perempuan. Tiga fase tersebut adalah kelahiran, pernikahan dan kematian. Yang artinya perempuan harus siap menghadapi fase-fase tersebut.
9.      Kelat Bahu
Kelat bahu adalah perhiasan yang dipasang dibahu pengantin wanita. Kelat bahu ini berbentuk hewan naga, karena naga dipercaya sebagai hewan yang memilki kekuatan besar. Artinya perempuan harus kuat dalam mengahadapi segala masalah yang terjadi setelah pernikahan.
10.  Gelang
Dalam riasan paes ageng, gelang yang dipakai pengantin wanita adalah gelang yang bulat tanpa putus. Ini adalah simbol cinta dan kasih sayang abadi antara pengantin wanita dan suaminya.
Uraian diatas adalah  makna di beberapa atribut dalam riasan paes ageng. Setiap daerah memilki tradisi dan adat pernikahan yang berbeda dan kita sebagai warga Indonesia wajib berbagangga dengan adanya keanekaragaman budaya dan tradisi di Indonesia.

10 komentar:

coffee shop dengan konsep tradisonal x modern

  Coffee Shop berasa dirumah sendiri Sugeng Ngopi Est 2017 Sugeng Ngopi coffee shop di Kota Solo yang konsisten berdiri sejak Oktober ...